Kamis, 15 April 2010

Prilaku Hubungan Sosial , Solidaritas Antar Teman dan Prilaku Hedonisme pada Pergeseran Budaya dikalangan Remaja

Prilaku Hubungan Sosial , Solidaritas Antar Teman dan Prilaku Hedonisme pada Pergeseran Budaya dikalangan Remaja

Manusia dalam kehidupan sehari-harinya dituntut untuk dapat berperan sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, remaja dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan demi kelangsungan hidupnya, sedangkan sebagai makhluk sosial dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memberi pertolongan pada individu lain yang membutuhkan. Namun dalam kenyataannya, saat ini masyarakat di Indonesia sedikit demi sedikit mengalami perubahan sebagai akibat dari modernisasi. Jadi, tidaklah mengherankan apabila pada era khiwari tersebut nilai-nilai pengabdian, kesetiakawanan dan tolong-menolong mengalami penurunan sehingga yang nampak adalah perwujudan kepentingan diri sendiri dan rasa individualis. Ini memungkinkan orang tidak lagi mempunyai kepekaan sosial yang sejatinya sangat bermanfaat bagi kemanfaatan bagi hubungan sosial antar individu.

Banyak ahli psikologi yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh masalah, penuh gejolak, penuh risiko (secara psikologis), over energi, dan lain sebagainya, yang disebabkan oleh aktifnya hormon-hormon tertentu. Tetapi statement yang timbul akibat pernyataan yang stereotype dengan pernyataan diatas, membuat remaja pun merasa bahwa apa yang terjadi, apa yang mereka lakukan adalah suatu hal yang biasa dan wajar. Pada masa remaja, terdapat banyak hal baru yang terjadi, dan biasanya lebih bersifat menggairahkan, karena hal baru yang mereka alami merupakan tanda-tanda menuju kedewasaan. Dari masalah yang timbul akibat pergaulan, keingintahuan tentang asmara dan seks, hingga masalah-masalah yang bergesekan dengan hukum dan tatanan sosial yang berlaku di sekitar remaja.

Hal-hal yang terakhir ini biasanya terjadi karena banyak faktor, tetapi berdasarkan penelitian, jumlah yang terbesar adalah karena "tingginya" rasa solidaritas antar teman, pengakuan kelompok, atau ajang penunjukkan identitas diri. Masalah akan timbul pada saat remaja salah memilih arah dalam berkelompok. Demi kawan yang menjadi anggota kelompok ini, remaja bisa melakukan dan mengorbankan apa pun, dengan satu tujuan, Solidaritas. Geng, menjadi suatu wadah yang luar biasa apabila bisa mengarah terhadap hal yang positif. Tetapi terkadang solidaritas menjadi hal yang bersifat semu, buta dan destruktif, yang pada akhirnya merusak arti dari solidaritas itu sendiri.

Minat untuk berkelompok menjadi bagian dari proses tumbuh kembang yang remaja alami. Yang dimaksud di sini bukan sekadar kelompok biasa, melainkan sebuah kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai-nilai, norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok tersebut. Atau yang biasa disebut geng. Biasanya kelompok semacam ini memiliki usia sebaya. Demi alasan solidaritas, sebuah geng sering kali memberikan tantangan atau tekanan-tekanan kepada anggota kelompoknya yang terkadang berlawanan dengan hukum atau tatanan sosial yang ada. Tekanan itu bisa saja berupa paksaan untuk menggunakan narkoba, mencium pacar, melakukan hubungan seks, melakukan penodongan, bolos sekolah, tawuran, merokok, corat-coret tembok, dan masih banyak lagi.

Secara individual, remaja sering merasa tidak nyaman dalam melakukan apa yang dituntutkan pada dirinya. Namun, karena besarnya tekanan atau besarnya keinginan untuk diakui, ketidak berdayaan untuk meninggalkan kelompok, dan ketidak mampuan untuk mengatakan "tidak", membuat segala tuntutan yang diberikan kelompok secara terpaksa dilakukan. Lama kelamaan prilaku ini menjadi kebiasaan, dan melekat sebagai suatu karakter yang diwujudkan dalam berbagai prilaku negatif. Kelompok atau teman sebaya memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menentukan arah hidup remaja. Jika remaja berada dalam lingkungan pergaulan yang penuh dengan "energi negatif" seperti yang terurai di atas, segala bentuk sikap, perilaku, dan tujuan hidup remaja menjadi negatif. Sebaliknya, jika remaja berada dalam lingkungan pergaulan yang selalu menyebarkan "energi positif", yaitu sebuah kelompok yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan peluang untuk mengaktualisasikan diri secara positif kepada semua anggotanya, remaja juga akan memiliki sikap yang positif.

Motivasi dalam kelompok adalah salah satu contoh energi yang memiliki kekuatan luar biasa, yang cenderung melatarbelakangi apa pun yang remaja lakukan. Dalam konteks motivasi yang positif, seandainya ini menjadi sebuah budaya dalam geng, barangkali tidak akan ada lagi kata-kata "kenakalan remaja" yang dialamatkan kepada remaja. Lembaga pemasyarakatan juga tidak akan lagi dipenuhi oleh penghuni berusia produktif, dan di negeri tercinta ini akan semakin banyak orang sukses berusia muda. Remaja juga tidak perlu lagi merasakan peer pressure, yang bisa membuat mereka stres. Secara teori diatas, remaja akan menjadi pribadi yang diinginkan masyarakat. Tetapi tentu saja hal ini tidak dapat hanya dibebankan pada kelompok ataupun geng yang dimiliki remaja. Karena remaja merupakan individu yang bebas dan masing-masing tentu memiliki keunikan karakter bawaan dari keluarga. Banyak faktor yang juga dapat memicu hal buruk terjadi pada remaja. Seperti yang telah diuraikan diatas, kelompok remaja merupakan sekelompok remaja dengan nilai, keinginan dan nasib yang sama.

Semakin pesatnya tren kapitalisme dan konglomerasi elite tertentu maka pertumbuhan kwantitatif tempat-tempat hiburan dan pusat-pusat perbelanjaan semakin berkembang bak jamur dimusim hujan. Fenomena tersebut secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi budaya dan pola hidup kaum muda remaja sekarang. Pergeseran budaya mulai menjangkiti kaum muda remaja tanpa kompromi dan eksodus besar-besaran tentang paradigma berpikir kaum muda remaja, dari budaya timur menuju budaya barat. Dapat dilihat kaum muda remaja hedonis bersliweran dengan berbagai mode rambut dengan busana thank top atau junkies, dan alat-alat digital lainnya. Iklim masyarakat sekarang jauh berbeda dengan masyarakat tempo dulu. Namun, bila gejala ini kita telaah lebih lanjut bahwa kaum muda remaja telah jatuh kedalam euforia budaya pop. Selanjutnya kaum muda remaja yang seharusnya menjadi homo significans malahan jatuh kedalam pendangkalan nilai hidup.( Beryl. J Rosen,. Stein. MD (1997). Intisari Pediatrik, Hipokrates, Jakarta.)

Manusia harus berubah. Itulah hal yang mendasar yang perlu dipikirkan secara bersama. Memang benar bahwasannya manusia dengan segala budaya dan akal budinya harus dikembangkan seoptimal mungkin, karena akan semakin mengkokohkan kedudukannya dimuka bumi sebagai God Creature yang sempurna dibandingkan dengan ciptaan lainnya.

Kali ini, manusia beralih menuju rentang waktu yang kontradiksional dengan fase-fase sebelumnya, yaitu fase globalisasi. Di satu sisi manusia memang dituntut untuk berkembang menuju kearah yang lebih modern, baik aspek teknologi, hukum, sosial/kesejahteraan sosial, politik, demokrasi, dan semua sistem lainnya harus disempurnakan. Teknologi bidang informatika, kedokteran, bioteknologi, dan transportasi mengalami perkembangan yang begitu dahsyat mengatasi batas-batas ruang dan waktu. (Mary E. Muscari,.M. (2005). Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta.)

Ilustrasi di awal tulisan ini hanyalah sekelumit deskrispsi yang membuktikan eksistensi kecenderungan dalam diri manusia modern. Masih banyak contoh-contoh lain sebagai hasil dari globalisasi. kaum muda remaja dewasa ini lebih suka membaca komik atau main game daripada harus membaca buku-buku bermutu. Bacaan dengan analisis mendalam dan novel-novel bermutu hanya menjadi bagian kecil dari skala prioritas mereka, bahan-bahan bacaan seperti itu hanya tersentuh jika terpaksa atau karena tuntutan akademis.

Dapat dielak bahwa gejala-gejala ini merupakan bentuk adaptif dari kemajuan zaman. Tapi, itu adalah rasionalisasi. Sebenarnya, kecenderungan manusia sekarang bukan hanya sekedar masalah mengikuti perkembangan zaman melainkan hal ini adalah masalah gengsi dan penghayatan hidup.

Bukti yang paling mengena adalah televisi, berbagai acara televisi semakin hari semakin jauh dari idealisme jurnalistik, bahkan semakin melegalkan budaya kekerasan, instanisasi, dan bentuk-bentuk kriminalitas. Sebagian tayangan-tayangan tersebut hanya semakin mendangkalkan sifat afektif manusia. Tayangan mengenai bencana alam, kemiskinan, perang, kelaparan, penemuan teknologi, pembelajaran budaya, dan lain sebagainya telah membuat sisi afeksi manusia tidak peka terhadap hal tersebut. Tidak ada proses batin dan intelektual lebih lanjut. Penghayatan nilai-nilai luhur semakin tereduksi.

Eksistensi kaum muda remaja hanya ditempatkan pada pengakuan-pengakuan sementara, misalnya seorang remaja dianggap eksistensinya ada jika remaja tersebut masuk menjadi anggota geng motor, menggunakan baju-baju bermerk, menggunakan blueberry, dugem, clubbing, melakukan freesex, ngedrugs, dan lain sebagainya. Eksistensi kaum muda remaja hanya dihargai sebatas kepemilikan dan status semata. Jika pendangkalan ini terus dipelihara dan dibudidayakan dikalangan remaja kita, makna dan penghargaan terhadap insan manusia semakin jauh. Hasilnya adalah menghilangnya penghargaan terhadap manusia lainnya, misalnya: perang, pemerkosaan, komersialisasi organ tubuh, trafficking, tawuran, dll. Contoh-contoh ini menjadi indikasi kehancuran sebuah kebudayaan yang dimulai dari pergeseran nilai-nilai budaya di kalangan kaum muda remaja kita ini merupakan dampak yang sangat menyedihkan dan mengkhawatirkan.

Maka seharusnya dikalangan remaja harus banyak mengenal pergaulan terhadap individual orang yang dikenalnya itu merupakan hal yang negatif atau positif, banyak hal sebenarnya yang harus dilakukan seorang remaja namun semua itu kembali pada kesadaran dan kemauan mereka untuk merubah prilaku yang negative menjadi positif.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa prilaku hubungan sosial , solidaritas antar teman dan prilaku hedonisme pada pergeseran budaya remaja semua itu punya maksud yang sama dikalangan remaja pada era khiwari ini, untuk mengatasi pendangkalan hidup post-modernisasi adalah pengendapan atau internalisasi. Internalisasi merupakan proses memaknai kembali makna-makna hidup. Makna hidup yang tadinya dihargai secara dangkal, kali ini digali dan diselami, untuk melihat kembali sesuatu secara mendalam dengan menggunakan pikiran dan afeksi hingga dapat menemukan nilai yang mulia yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bekal hidup. Dengan budaya refleksi, kesan-kesan tersebut dapat diendapkan. Secara satu persatu pengalaman negatif maupun positif dapat dianalisis, dipertimbangkan, disimpulkan, dan akhirnya diendapkan dalam nurani. Proses inilah yang membuat kaum muda remaja dapat menyadari baik dan buruknya suatu sikap. Dalam proses ini juga kaum muda remaja diajak untuk menindaklanjuti berbagai pengalaman yang didapat, sehingga muncul nilai-nilai dari setiap kejadian yang dialami, dan tentunya nilai tersebut dapat menjadi bekal hidup selanjutnya.mfa




Selasa, 13 April 2010

bagaimana sih karya ilmiah itu???




MENULIS KARYA ILMIAH
1. Karya Ilmiah
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian, sebab dalam beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan “verifikasi” proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
2. Sitematika Karya Ilmiah
Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika yang diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut : (1) Apa yang menjadi masalah?; (2) Kerangka acuan konseptual apa yang dipakai untuk memecahkan masalah?; (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah itu?; (4) Apa yang ditemukan?; serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari temuan itu?
1
Hf/bhs.Ind/kim/2000
Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya biasanya dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan konseptual yang digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan bagian dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori, atau Telaah Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang dilakukan dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap pertanyaan apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian Temuan atau Hasil Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau Pembahasan.
Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati. Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masarakat keilmuan dalam bidang terkait, jenis karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi). Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi, seperti misalnya skripsi, sistematika penuliasan lebih baku, dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada bagian awal.
Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian, metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.
3. Laporan Praktikum
Dalam tradisi pendidikan tinggi dalam bidang kimia, kegiatan praktikum menjadi bagian penting dari program pendidikan. Hal ini disebabkan oleh pentingnya peranan kegiatan praktikum dalam mengembangkan kompetensi ahli kimia. Praktikum menjadi wahana untuk: (1) Pemantapan pengetahuan teoritis yang telah dipelajari; (2) Pengembangan keterampilan menggunakan peralatan-peralatan standar laboratorium kimia; (3) Pembinaan sikap ilmiah dalam bekerja di laboratorium kimia; dan (4) Pengembangan kemampuan menulis laporan kegiatan laboratorium (baik verifikasi maupun pemecahan masalah). Kombinasi antara pemahaman yang kuat aspek-aspek teoritis, kemampuan merancang eksperimen/penyelidikan untuk memecahkan masalah dengan mengaplikasikan pengetahuan teoritik tadi, keterampilan bekerja di laboratorium, serta kemampuan menulis laporan sehingga layak
2
Hf/bhs.Ind/kim/2000
dipublikasi, merupakan elemen-elemen penting dari kompetensi seorang kimiawan.
Seperti halnya karya ilmiah lainnya, laporan praktikum mesti memenuhi kriteria: (1) Nalar (logic); (2) Kejelasan (clarity); dan (3) Presisi (precision). Dalam kaitan ini kecermatan berbahasa dalam menulis laporan sangat penting peranannya, karena faktor ini yang dapat membuat suatu laporan memenuhi tiga kriteria tadi. Perlu diingat bahwa sebuah laporan praktikum adalah wahana penyampaian pesan dari mahasiswa sebagai komunikator kepada pembaca laporan itu (dosen dan mahasiswa lain) tentang: (1) Masalah apa yang diselidiki; (2) Pengetahuan teoritis apa yang dijadikan landasan bagi penetapan prosedur/metode penyelidikan: (3) Apa yang dilakukan untuk pengumpulan data dan informasi; (4) Data apa yang terkumpul dan temuan apa yang dihasilkan dari analisis data; (5) Pembahasan (diksusi) tentang hasil yang diperoleh, khususnya mengenai implikasi temuan ; (6) Kesimpulan apa yang dapat ditarik.
Sesuai dengan fungsi laporan praktikum yang dikemukakan di atas, laporan praktikum umumnya terdiri atas komponen-komponen: (1) Tujuan, yang memaparkan permasalahan apa yang akan diselidiki; (2) Teori, yang memaparkan konsep dan prinsip yang melandasi penyelidikan yang dilakukan; (3) Alat dan bahan, yang merupakan paparan tentang jenis alat dan bahan yang dipakai, baik nama maupun ukuran. Apabila alat ukur elektronik tertentu dipergunakan, hendaknya disertakan merk dan nomor serinya. Bahan kimia perlu dilaporkan dengan konsentrasinya (bila larutan) dan kemurniannya (bila zat murni); (3) Prosedur percobaan, yang memaparkan tahap-demi tahap yang dilakukan; (4) Hasil Percobaan, yang mengungkapkan data yang telah ditabulasi, hasil analisis data, baik secara statistik maupun tidak, serta temuan-temuan penting percobaan sebagai hasil analisis data; (5) Pembahasan, yang mengungkapkan rasionalisasi (penjelasan yang masuk akal) terhadap berbagai temuan yang menarik, misalnya perbedaan antara prediksi teoritis dengan realita yang diamati; (6) Kesimpulan, sebagai pernyataan singkat yang mengungkapkan hasil penyelidikan secara menyeluruh.
4. Menuliskan Daftar Pustaka
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar pustaka merlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi, dokumen WEB, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang disarankan dalam “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian besar dari tata cara yang ditetapkan “American Psychological
3
Hf/bhs.Ind/kim/2000
Association (AP)”. Tata cara ini berbeda dengan yang ditetapkan oleh American Chemical Sosiety, yang keduanya juga berbeda dari tata cara yang ditetapkan oleh Chemical Society of Japan (CJS). Namun, untuk penulisan karya ilmiah dalam konteks pendidikan di UPI, mahasiswa diwajibkan mengikuti pedoman yang ditetapkan UPI.
Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun demikian apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita harus menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.
Acuan
Akhadiah, S., Arsjad, M. G., Ridwan, S. H. (1988). Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Day, R. A. (1983). How to write and publish a scientific paper. Philadelphia: ISI Press.
Universitas Pendidikan Indonesia (2000). Pedoman penulisan karya ilmiah (laporan buku, makalah, skripsi, tesis, disertasi).
4

apa itu politik ????

Didalam hidup bernegara sudah lazimnya jika politik menjadi suatu pembicaraan yang hangat, kebanyakan masyarakat pada umumnya menilai perpolitikan itu kotor.
Bahkan masyarakat mengklaim setiap individu yang telah berbaju politik terkesan kotor, koruptor dan dianggap kaum munafik.

Pemikiran- pemikiran seperti ini telah tertanam pada setiap masyarakat baik berjenis pria atau wanita, anak- anak bahkan remaja- remaji. Faktor penyakit ini disebabkan kurangnya bimbingan ilmu politik terhadap masyarakat sekitar.

Nah, untuk mencegah penyakit yang berwabah ini diperlukan beberapa siraman kesejukan melalui ilmu tersebut, Ada beberapa definisi yang diberikan oleh para philosophy tentang ilmu politik, diantaranya:

1. Menurut Bluntschli, Garner dan Frank Goodnow menyatakan bahwa ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari lingkungan kenegaraan.

2. Sedangkan pendapat Seely dan Stephen leacock, ilmu politik merupakan ilmu yang serasi dalam menanggani pemerintahan.

3. Dilain pihak pemikir francis seperti Paul Janet menyikapi ilmu politik sebagai ilmu yang mengatur perkembangan Negara begitu juga prinsip- prinsip pemerintahan, Pendapat ini didukung juga oleh R.N. Gilchrist.

4. Disisi lain, Lasswell menyetujui ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari pengaruh dan kekuasaan.

Dari beberapa definisi diatas sudah jelas bahwa ilmu politik sangat diperlukan didalam satu Negara, Dimana perbedaan pendapat hampir terkesan sama. Tapi perlu diketahui pendapat yang paling utama merupakan paling luas dan tepat, yang mana dikatakan bahwa ilmu politik, ilmu yang mempelajari tentang Negara, Dimana berartikan luas dan mencakup secara keseluruhan.

Perlu kita ketahui setiap ilmu pada dasarnya murni dan baik, itupun kalau sang pemakai cenderung lurus dan jujur. Ilmu politik yang telah berumur kira- kira 2500 tahun ini dibentuk oleh para ilmuwan philosophy jelas memiliki banyak mamfaat.

Intisarinya Ilmu politik sangatlah berbeda dengan para pelakonnya, yang mana aktor politik berlakon layaknya musik berlaju, Mereka tidak mau tau apakah itu benar atau salah yang jelas dramanya selesai.

Sedangkan jika membaca dan meneliti theori, jangkauan dan tujuan ilmu politik sendiri sangatlah berbeda. Ilmu politik memberikan cara dalam bernegara dengan baik, Tapi sayangnya para executive membawanya kejalan yang berlumpur.

Tidaklah salah anggapan rakyat terhadap perpolitikan sekarang ini, yang mana terlihat jelas kotor, koruptor bahkan terkesan melenceng dari ajaran ilmu tersebut. Solusinya amatlah diperlukan gambaran pemimpin- pemimpin yang bijaksana, adil, jujur dan memiliki kecakapan yang luas.

Jika Negara telah memiliki kriteria pemimpin diatas maka Negara tersebut akan berkembang pesat, damai dan sejahtra, sedangkan kuncinya terdapat pada rakyat pula, siapa yang akan dipilih itulah tombaknya.

TARJAMAH, TAFSIR, DAN TA'WIL








A. Pengertian Tarjamah
Tarjamah secara bahasa digunakan untuk dua pengertian :
1. Menyalin atau memindahkan suatu kalam/lafadz dari suatu bahasa ke bahasa lain.
2. Menafsirkan dan menjelaskan suatu kalam atau lafadz ke dalam bahasa lain.
Oleh kerena itu tarjamah ada dua macam :
1. Tarjamah harfiyah/ lafdziyah , yaitu : memindahkan/ menyalin suatu lafadz atau kalam ke dalam bahasa lain dengan memperhatikan susunan atau uslub bahasa asli yang diterjemahkan.
2. Tarjamah tafsiriyah/ maknawiyah , yaitu : menjelaskan suatu lafadz / kalam ke dalam bahasa lain tanpa memperhatikan susunan atau uslub bahasa asli yang diterjemahkan.
B. Pengertian Tafsir
Secara bahasa kata Tafsir ( تفســير ) berasal dari kata فَسَّرَ yang mengandung arti: menjelaskan, menyingkap dan menampak-kan atau menerangkan makna yang abstrak. Kata الفســر berarti menyingkapkan sesuatu yang tertutup [Al-Qaththan, 1992: 450 - 451].
Tafsir dalam istilah ulama ada beberapa definisi :
1. Definisi Imam Az Zarkasy
Tafsir adalah Ilmu untuk mengetahui kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. dan penjelasan maknanya serta pengambilan hukum dan hikmah-hikmahnya [Az-Zarkasyi, 1972: I, 13].
2. Definisi As-Shabuni
Tafsir adalah Ilmu yang membahas tentang Al-Quranul-Kariem dari segi pengertiannya terhadap maksud Allah sesuai dengan kemampuan manusia. As-Shabuni [1985: 66].
B. Pengertian Takwil
Takwil secara bahasa berasal dari kata الأول yang artinya 'kembali". Sedangkan dalam istilah , ada beberapa pendapat di kalangan ulama :
1. Menurut ulama salaf :
Ta'wil menurut ulama salaf memiliki dua makna :
a. Sama pengertiannya dengan tafsir
b. Ta'wil adalah maksud dari suatu kalam (ucapan).
2. Menurut ulama kalam (mutakallimin)
Takwil adalah : memalingkan nash-nash yang mengandung tasybih (penyerupaan Allah dengan makhluk) kepada pengertian yang sesuai dengan penyucian Allah dari keserupaan dengan makhluk.
3. Menurut ulama kholaf (modern)
Takwil adalah : Mengalihkan suatu lafdz dari maknanya yang rajih pada makna yang marjuh karena ada indikasi untuk itu.

NUZULUL QUR'AN DAN ASBAABUN NUZUL
A. Pengertian Nuzulul Qur’an
Secara etimologis, kata Nuzul memiliki beberapa pengertian :
1. Menurut Ibn Faris, kata Nuzul berarti hubuth syay wa wuqu’uh, turun dan jatuhnya sesuatu.
2. Menurut al-Raghib al-Isfahaniy, kata Nuzul berarti al-inhidar min ‘ulw ila asfal, meluncur atau turun dari atas kebawah. Nuzul dalam pengertian ini dapat di jumpai dalam QS al Baqarah ayat 22.
3. Menurut al-Zarqoni, kata Nuzul berarti bergeraknya sesuatu dari atas.
Adapun yang dimaksud dengan turun dalam hal turunnya al-Qur'an adalah makna majaznya , yaitu pemberitahuan al-Qur'an dengan perantara atau penetapan lafadz-lafadz dan huruf-huruf yang menunjukan makna nya.
B. Peroses Turunnya Al-Qur’an
Alqur'an diturunkan melalui beberapa tahap , yaitu :
1. Tahap pertama al-Qur'an diturunkan dari lauh al-mahfudz ke langit dunia (baitul izzah ) pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. Allah berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ (البقرة :185)
Artinya: (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Al-Baqorah:185)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (القدر :1)
Artinya: Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan (al-Qodar ;1)
2. Tahap kedua al-Qur'an diturunkan dari langit dunia kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur (munajjaman) dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun. Sebagian al-Qur'an turun sebagai respon terhadap suatu peristiwa atau pertanyaan dan sebagian lain turun tanpa adanya suatu peristiwa atau pertanyaan.
Allah berfirman :
وَقُرْآَنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا (الإسراء :106)
Dan Al Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. QS. al-Isra' (17) : 106

C. Hikmah Turunnay al-Qur'an secara Berangsur-angsur








Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris ibn Zakariya, Maqoyis al-Lughoh (Bairut:Dar al-‘Ilm Li al-Malayyin, t.t.), hlm.342
Al-Raghib sal-Isfahaniy, al-Mufradat fi aAlfadz Alqur’an al-Karim (Bairut: Dar al-Fikr, 1982), hlm.824
Muhammad ‘Abd al-‘Azrqoni, Mahahil Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid I (Berut: Dar al-Fikr, 1988), hlm. 41.
Syakh Manna’ Al-Qoththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Penj. H. Ainuur Rafiq El.Mazani, Lc, MA, Pustaka Kausar, Cet. II, Jakatrta, 2007. hlm.124-125
Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, Karena pada malam itu permulaan Turunnya Al Quran.
Syakh Manna’ Al-Qoththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Penj. H. Ainuur Rafiq El.Mazani, Lc, MA, Pustaka Kausar, Cet. II, Jakatrta, 2007. hlm.131
.Ayat Ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa Karena ia merupakan mukjizat nabi Muhammad s.a.w.
Supiana, M.Ag, & M. Karman, M.Ag. dalam bukunya Ulumul Qur’an, Pustaka islamika, Bandung, 2002, hlm.58.
Prof. Dr. Hasb Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir, Bulan Bintang, Jakarta, 1977. hlm. 58.
Ibid. Supiana, M.Ag. hlm. 57
Supiana, M.Ag, & M. Karman, M.Ag. dalam bukunya Ulumul Qur’an, yang mereka kutip dari Muhammad Bakir Isma’il, Dirasat fi ‘Ulum Alqur’an, hlm.34-37.

3 Cara turunnya al-Qur'an pada Rasul :
1. al-Qur'an turun sebagai jawaban atas suaru peristiwa. Spt turunnya QS. al-Lahab.
2. al-Qur'an turun sebagai jawaban atas pertanyaan.
3. al-Qur'an turun tanpa adanya suatu peristiwa atau pertanyaan.

A. Pengertian Nuzulul Qur’an
Secara etimologis, kata Nuzul memiliki beberapa pengertian :
4. Menurut Ibn Faris, kata Nuzul berarti hubuth syay wa wuqu’uh, turun dan jatuhnya sesuatu.
5. Menurut al-Raghib al-Isfahaniy, kata Nuzul berarti al-inhidar min ‘ulw ila asfal, meluncur atau turun daria atsas kebawah. Nuzul dalam pengertian ini dapat di jumpai dalam QS al Baqarah ayat 22.
6. Menurut al-Zarqoni, kata Nuzul berarti bergeraknya sesuatu dri dari atas.
Adapun yang dimaksud dengan turun dalam hal turunnya al-Qur'an adalah makna majaznya , yaitu pemberitahuan al-Qur'an dengan perantara atau penetapan lafadz-lafadz dan huruf-huruf yang menunjukan makna nya.
a. Proses Turunnya al-Qur'an
Proses turunnya al-Quir'an dengan du tahap :
3. Turunnya al-Qur'an dari Lauh Mahfudz ke langit bumi segaligus pada malam lailatul qodar
4. Turnnya al-Qur'an kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama kuarang lebih 23 tahun.
C. Cara-Cara Turunnya al-Qur'an
1. al-Qur'an turun sebagai jawaban atas suaru peristiwa seperti turunnya QS. al-Lahab.
2. al-Qur'an turun sebagai jawaban atas pertanyaan seperti turunnay QS. al-Baqarah :219.
3. al-Qur'an turun tanpa adanya suatu peristiwa atau pertanyaan.
D. Hikmah Turunnya al-Qur'an secara berangsur-angsur
1. Memantapkan hati Nabi
2. Untuk menantang dan melemahkan para penantang al-Qur'an
3. Memudahkan untuk dihapal dan difahami
4. Untuk mengikuti kejadian-kejadian dan penahapan dalam penetapan syari'at
5. Membuktikan dengan pasti bahwa al-Qur'an turun dari Allah
E. Ayat-ayat Makiyah dan Madaniyah
Pengertian Makiyah dan Madaniyah :
1. Dari prerpektif masa turun ( zaman an-nuzul) :
Makiyyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Nabi hijrah ke Madinah , sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun setelah Nabi hijrah.
2. Dari perspektif tempat turun (makan an-nuzul) :
Makiyyah adalah ayat-ayat yang turun di Makkah dan sekitarnya, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turn di Madinah dan sekitarnya.
3. Dari Perspektif obyek pembicaraan (mukhatab) :
Makiyyah adalah ayat-ayat yang diturunan untuk orang-orang Makkah, sedangkan Madaniyyah diturunkan untuk orang-orang Madinah.

Tafsir Bil Ma’tsur Dan Tafir Bil Ra’yi

A. Tafsir Bil Riwayah atau Tafsir Bil Ma’tsur
1. Pengertian Tafsir Bil Ma’tsur
Tafsir bil ma’tsur adalah tafsir Al Qur’an yang berasal dari Al Qur’an atau Sunnah atau perkataan Shahabat sebagai penjelasan terhadap maksud Allah pada Al Qur’an.
2. Contoh Tafsir Bil Ma’tsur
a. Tafsir Al Qur’an dengan Al Qur’an
Allah berfirman pada Q.S Al Baqarah : 37


Kemudian datang penjelasan tentang apa yang ditemui Adam pada Q.S Al A’raaf : 23




b. Tafsir Al Qur’an dengan Sunnah
Bahwasanya Rosulullah menjelaskan makna syirik dari firman Allah padda Q.S al An’am : 82





c. Tafsir Al Qur’an dengan peerkataan Shahabat
Yaitu Hadirs yang diriwayaatkan oleh Thobari dari Abbas tentang firman Allah “ ألا تعدلوا “ di tafsirkan dengan “ ألا تميلوا “
Zarqoni menukil dari Imam Ahmad bahwasanya tafsir bil ma’tsur ada 2 jenis yaitu :
1. Tafsir yang menunjukkan kebenarannya dan diterimanya, dan tafsir ini tidak seseorangpun yang berhak menolaknya
2. Tafsir yang periwayatannya tidak shahih karena beberapa sebab, dan tafsir ini wajib ditolak dan tidak boleh digunakan
3. Contoh kitab tafsir bil ma’tsur
a. Jamiul bayan ‘an tafsir atau Al Qur’an Imam thobari
Dikarang oleh Al Haafid Muhammad bin Jariir Ath Thobari. Lahir pada tahun 224 H dan meninggal pada tahun 310 H. dan kehususan kitab ini adalah didalamnya teerdapat beberrapa perkataan sahabat dan tabi’in beserta penetapan sanatnya, dan merajihkan atau memperkuat antara satu dengan yang lainnya. Adapun prakteknya kebanyakan membahass hukum dan menyebutkan I’rab. Ddan kadang kadang menyebutkan sanat yang tidak sahih tanpa ada peringatan. Dan tafsir ini merupakan tafsir teertua yang sampai kepada kita dengan lengkap.
b. Tarsir Al Qur’an Al ‘Adhim Ibn Katsir
Dikarang oleh Al Haafidh ‘Imaaduddin Isma’il ibn Umar ibn Katsir Al Damasyqii. Lahir pada 700 H dan meninggal pada 774 H. Kitab ini menafsirkan Al Qur’an dengan beberrapa hadits dan kalam sahabat, dan beberapa komentar umum sebagai celaan ataupun penilaian dan merajihkan antara satu dengan yang lainnya.
c. Ad Diraru Al Mantsuru fi at Tafsir bil ma’tsur, Suyuti
d. Dikaarang oleh imam Jalaluddin As Suyuti, lahir pada 749 H dan wafaat pada 911 H
e. Al Mahrir Al Wajiz ( ‘Abdul Haq ibn Ghalib ibn ‘Ithyah Al Andalusi : 481-536 H)
f. Al Kasyfu wal Bayaan lil Tsa’labi
g. Mu’alimut Tanziil lil Baghowi
h. Al Jawaahir Al Hasan lil Tsa’labi
i. Fathul Qodir lil Asy Syaukani
B. Tafsir bil Ra’yi
1. Pengertian
Tafsir yang mana para mufassirnya dalam menjelaskan makna Al Qur’an berdasarkan atas ijtihadnyaa bukan dengan perkataan para sahabat atau tabiin. Tafsir ini juga dinamakan Tafsir Diraayah atau Tafsir Ma’quul

Adapun Muhammad Ali Ash Shobuni membgi tafsir ini menjadi 2 yaitu :
a. Mahmuud : tafsir yang sesuai dengan maksud Allah, jauh dari kebodohan dan sejalan dengan qowaid bahasa arab dan sesuai dengan ketentuan dalam pemahaman Al Qur’an
b. Madzmuum
2. Contoh Kitab Tafsir bil Ra’yi al Mahmuud
a. Mafaatihul Ghoib (Muhammad ibn Umar ibn Husain Al Razi)
b. Anwaar at Tanziil wa Asraarit Ta’wiil (Abdullah ibn Umar al Baidhowi)
c. Libaabi at Ta’wiil fi Ma’aani at Tanziil (Abdullah ibn Muhammad Al Khaazin)
d. Mudaarakut Tanziil wa Haqaaiqut Ta’wiil ( Abdullah ibn Ahmad An Nasfii)
3. Contoh Kitab Tafsir bil Ra’yi al Al Madzmuum
a. Al Kasyfu (Muhammad Az Zamkhasyiri)
b. Tanziihil Quran ‘an Al Muthaa’an (al Qaadhii Abdul Jabaar)


Munaasabat (kesepadanan dan keserasian ) dalam Al Qur’an

A. Pengertian Munasabah
Bahasa : bentuk yang sama dan berdekatan
Istilah : hubungan ayat Al Qur’an antara satu dengan yang lainnya sehingga menjadi sepeerti satu kata yang sssaling sesuai dan berurutan maknanya.
Ibn Arabii : pengarahan hubungan antara kata kata dalam suatu ayat dengan setiap ayat sebelum dan sesudahnya atau surat sebelum dan sesudahnya.
B. Macam Macam Munasibah Dalam Al Qur’an dan Contohnya
1. Munasabah antara Ayat Al Qur’an dengan ayat yang lain
Contoh antara


Dengan



2. Munasabah antara Surat Al Qur’an dengan surat yang lainnya
Yaitu Munasabah antara Surat Al Falaq dengan surat al Ikhlas. Sedangkan segi keserasiannya adalah bahwa Allah menerangkan tentang perintah Uluhiyyah pada surat Al Ikhlas kemudian diteruskan pada surat AL Falaq sebagai penjelas dan penjagaan terhadapnya kepada Allah dari berbagaimacam kejelekan.
Munasabah antara ayat dengan ayat yang lain kadang kala tertutup seperti firman Allah yang memberitahukan tentang apa-apa yang masuk ke bumi dan apa yang keluar darinya, dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan faidah nya yaitu menjadikan kedua ayat tersebut seperti pengawas dan syarikat.
Dan kadang hubungan keduanya adalah berlawanan sepeerti keserasian penyebutan rahmat setelah menyebutkan adzab atau kesenangan setelah ketakutan dan sebagainya yang merupakan tanda atau kelaziman logika seperti sebab dan yang menyebabkan atau alasan dan yang dialasi.

Asbabun Nuzul

A. Pengeertian
Yaitu peristiwa yang menyebabkan turunnya Al Quran baik berupa suatu kejadian atau pertanyaan (mana’ul Qathan)
B. Kitab-kitab Asbabun Nuzul
1. Asbabun Nuzul karya Ali bin Madani
2. Asbabun Nuzul karya Al Wahidi
3. Asbabun Nuzul karya Ibn Hajar
4. Lubab Al Mauqul fi Asbab An Nuzul karya As Suyuti
C. Manfaat
1. dapat mengetahui hikmah disyariatkannya syariat
2. Merupakan sarana terbaik untuk memahami makna Al Quran
3. Memudahkan menghafal dan memahami Al Quran

Seorang Penyair

Apa yang dapat diberikan seorang penyair ?
Saat tak ada sesuatu yang dapat mengilhami
Ketika realita tak cukup untuk menginspirasi
Matikah ia…. bersama syair-syair lama yang t’lah lapuk
dan kehilangan pembaca ?

Apa yang harus dilakukan seorang penyair ?
Saat kosong memenuhi imaji
Saat sendiri juga tak cukup berikan ruang untuk kehadiran satu puisi
Tak pantas lagikah ia… tetap disebut penyair walaupun tak lagi mampu
untuk tetap bersyair ?

Setelah lama tidak menulis satu pun puisi, satu tulisan di atas adalah sebuah curahan hati dari saya tentang keadaan yang terjadi di sekian waktu ini. Oh ya, hari ini saya juga menulis 2 puisi baru dimana salah satunya adalah puisi valentine untuk menyambut hari kasih sayang yang udah semakin dekat ini.

Rindu Puisi

Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat

Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi

Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat

Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali